Sabtu, 18 April 2020

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Kabid Dikdas
Pohon jati merupakan spesies tumbuhan dikotil dari suku verbenoceae yang batangnya berkayu kerak sehingga bagus dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan mebel. Di Indonesia, pohon ini sudah ada sejak pertengahan abad ke-19. Karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi, pohon jati dijadikan sebagai sumber devisa nonmigas yang penting bagi Indonesia.

Pada mulanya, pohon jati hanya ditanam di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akan tetapi, tanaman ini kemudian tersebar ke berbagai wilayah Indonesia lainnya, seperti Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Tahukah Anda saat ini populasi tumbuhan jati terancam punah? Hal ini disebabkan permintaan pasar terhadap kayu jati sangat tinggi sehingga terjadi eksploitasi yang berlebihan. Padahal waktu tumbuh tanaman ini relatif lama. Dapatkah Anda mengusulkan cara apa yang harus ditempuh untuk mempersingkat masa tumbuh pohon jati tersebut sehingga populasinya tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan nilai ekonomisnya secara maksimal? 

Sebenarnya, hal yang membuat pohon jati sangat kuat dan baik untuk bahan perabotan terletak pada sifat-sifat dari jaringan penyusunnya. Tidak itu saja, ketika anda mempelajari mengenai jaringan tumbuhan, anda akan melihat bahwa ternyata banyak sifat dan kegunaan berbagai jenis tumbuhan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Organ Tumbuhan
Organ pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas akar, batang, daun, bunga, biji, dan buah. Setiap organ pada tumbuhan memiliki fungsi tertentu yang khusus, tetapi mereka saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain. Berikut akan diuraikan, baik fungsi maupun jaringan-jaringan yang membentuk setiap organ pada tumbuhan. 

1. Akar
Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda. Fungsi utama organ akar pada tumbuhan, yaitu sebagai alat absorbsi air, nutrisi berbagai garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan pada tempat tumbuhnya.

Pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu dikotil dan monokotil akarnya sudah merupakan akar sejati. Penamaan ini berdasarkan adanya perbedaan dengan struktur akar yang terdapat pada tumbuhan tingkat rendah, misalnya lumut.

Akar memiliki struktur yang amat kuat, hal ini terbukti dengan kemampuannya untuk menerobos beberapa lapisan tanah yang keras. Akar pada tumbuhan dikotil dapat menjalar sangat jauh dari tempat tumbuhnya. Pada tumbuhan karet, akarnya dapat menembus tembok hingga beberapa meter dari tempat tumbuhnya. Kemampuan penjalaran akar ini memungkinkan tumbuhan mengambil berbagai jenis unsur hara dari sekitar tempat tumbuhnya.

Kemampuan akar untuk menerobos lapisan tanah ini disebabkan karena akar memiliki lapisan pelindung yang disebut kaliptra (tudung akar). Kaliptra dapat kita temukan pada akar-akar tumbuhan monokotil maupun dikotil.

Bagian akar terbagi menjadi struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar akar terdiri atas tudung akar, batang akar, percabangan akar (hanya pada dikotil), dan bulu-bulu akar. Sementara itu, struktur bagian dalam akar (anatomi akar) terbentuk oleh jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan stele (silinder pusat). Bagian-bagian akar tersebut tersusun berurutan dari luar ke dalam. Perhatikanlah Gambar diatas! Untuk mengetahui struktur bagian dalam akar, anda dapat mengamatinya dengan cara membuat irisan melintang pada suatu bagian akar. Berikut akan diuraikan setiap bagian dari anatomi akar.

a. Epidermis
Jaringan epidermis akar merupakan lapisan yang hanya terdiri dari satu lapisan sel. Keadaan sel-sel yang menyusun epidermis akar sangat rapat, tetapi karena dinding sel epidermisnya tipis, akar mudah ditembus oleh air. Air dan garam-garam mineral yang terlarut di dalamnya masuk pertama kali melalui rambut-rambut akar, bagian di antara epidermis akar, atau melalui dinding sel epidermis akar itu sendiri.

Rambut akar merupakan hasil dari penonjolan epidermis yang arahnya ke luar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini maka permukaan dinding sel akan semakin bertambah luas, sehingga proses penyerapan air akan lebih efisien. Jaringan epidermis pada akar tumbuhan tidak mengandung kutikula. Pada tanaman anggrek terdapat akar yang disebut akar gantung (akar udara). Akar udara ini dapat berkembang menjadi velamen, yaitu jaringan yang hanya terdiri atas beberapa lapis sel.

b. Korteks
Korteks adalah bagian dalam akar yang tersusun oleh berbagai sel yang membentuk beberapa lapisan. Pada korteks ini terdapat jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Korteks tersusun oleh sel-sel yang susunannya longgar, yang menghasilkan ruang di antara sel-selnya disebut rongga antarsel. Rongga antarsel bermanfaat untuk proses pertukaran gas. Dinding-dinding sel pembentuk korteks keadaannya tipis, hal ini memberikan kelancaran pada proses pertukaran gas. Di samping itu, di dalam sel korteks kadang-kadang terdapat butir-butir zat tepung.

c. Endodermis
Endodermis merupakan bagian dari jaringan akar yang terdiri atas satu lapisan sel. Pada arah radial dan transversal lapisan dinding sel endodermis terdapat penebalan yang dihasilkan dari endapan zat yang disebut suberin. Zat suberin (gabus) memiliki sifat kedap air (tidak dapat ditembus). Penebalan pada dinding sel jaringan endodermis tampak berupa titik-titik yang disebut titik caspary. Deretan titik caspary selanjutnya membentuk pita caspary. Penebalan oleh lapisan gabus menyebabkan dinding selnya sukar untuk dilalui air, sedangkan air harus melalui lapisan endodermis agar mencapai silinder pusat. Oleh karena itu, air mengambil jalan lain, yaitu melalui lapisan endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan. Sel-sel endodermis yang dinding selnya tidak mengalami penebalan ini disebut sel penerus. Dengan adanya sel penerus, air dapat mencapai silinder pusat tanpa harus mengalami hambatan lain. Dilihat dari letaknya, endodermis memiliki peranan untuk lewatnya air yang mengandung unsur hara dari korteks menuju silinder pusat. Oleh karena itu, endodermis memiliki bentuk dan susunan sel yang khas.

d. Stele (Silinder Pusat)
Silinder pusat terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut dan beberapa jaringan lain. Berkas pengangkut yang membentuk silinder pusat, yaitu xilem, floem, dan perisikel. Letak xilem dan floem pada silinder pusat tumbuhan monokotil berselingan tersusun secara teratur sehingga membentuk jari-jari atau radial (berbentuk lingkaran). Pada tumbuhan dikotil, xilemnya terletak di pusat akar dan floemnya mengelilingi xilem. Oleh karena itulah, lapisan ini disebut silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floemnya terdapat lapisan kambium. Fungsi lapisan kambium ke arah luar yaitu untuk membentuk bagian kulit, sedangkan ke arah dalam untuk membentuk bagian kayu. Selain ke empat lapisan akar di atas, pada lapisan terluar dari akar, yaitu di lapisan terluar silinder pusat, juga terdapat perisikel atau perikambium. Perisikel ini merupakan jaringan khusus yang berfungsi untuk membentuk percabangan pada akar.

2. Batang

Fungsi utama batang pada tumbuhan adalah tempat lewatnya air yang telah diserap akar menuju daun, menopang cabang dan daun, menentukan tata letak daun, dan sebagai tempat cadangan makanan. Bagian-bagian batang tumbuhan dikotil memiliki persamaan dengan bagian-bagian yang terdapat pada akarnya. Namun demikian, terdapat juga perbedaan di antara keduanya. Perbedaan ini terlihat dari bentuk morfologi antara batang dan akar. Pada batang terdapat ruas dan daun, sedangkan pada akar tidak terdapat ruas dan daun. Sebaliknya, pada akar terdapat bulu dan tudung akar, sedangkan pada daun tidak terdapat bulu dan tudung akar. Namun, keduanya secara morfologi memiliki persamaan, yaitu keduanya memiliki percabangan.

Pada percabangan batang sering kali terdapat kuncup-kuncup yang terletak di bagian samping batang. Kuncup-kuncup ini nantinya merupakan unsur pembentuk cabang. Batang pada tumbuhan angiospermae terbagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis batang ini menjadi dasar untuk mengklasifikasikan tumbuhan tersebut. Ketiga jenis batang itu, yaitu kalmus (tipe batang pada tumbuhan rumput), herbaseus (tipe batang yang berair), dan tipe batang yang berkayu.

Tipe batang herbaseus berbeda dari batang yang berkayu dalam hal tidak adanya gelang-gelang xilem. Batang herbaseus hanya diperkuat oleh kelompok sel sklerenkim di antara floem dan korteksnya, sedangkan batang berkayu karena memiliki gelanggelang xilem, batangnya bersifat lebih kuat dan tegar. Lain halnya dengan batang kalmus yang memiliki rongga sehingga keadaannya lebih lemah jika dibandingkan dengan batang tipe herbaseus.

Batang merupakan organ tumbuhan yang selalu mengalami pertumbuhan memanjang. Hal ini disebabkan pada bagian ujung batang terdapat titik tumbuh atau jaringan meristem batang. Untuk menjelaskan proses pertumbuhan pada batang terdapat dua teori, yaitu teori histogen dari Hanstein, dan teori tunika korpus dari Schmidt.

Teori Histogen
Menurut teori ini, pada batang terdapat tiga lapisan titik tumbuh, yaitu titik tumbuh pada lapisan luar yang membentuk epidermis disebut dermatogen, titik tumbuh pada lapisan tengah untuk membentuk korteks, yang disebut periblem, dan titik tumbuh bagian dalam untuk membentuk stele disebut plerom.

Teori Tunika Korpus
Berbeda dengan teori histogen, teori tunika korpus menyatakan bahwa titik pertumbuhan pada tumbuhan terbagi menjadi dua lapisan, yaitu titik tumbuh lapisan pinggir dan titik tumbuh lapisan dalam. Pada bagian pinggir menurut teori ini terdiri dari sel-sel yang aktif melakukan pembelahan yang menyebabkan adanya perluasan pada bagian titik tumbuh. Sel-sel ini disebut tunika. Di bagian dalam terdapat sel-sel yang aktif membelah ke segala arah dan melakukan proses diferensiasi. Sel-sel ini disebut korpus yang letaknya selalu berada di sebelah dalam tunika.

Berdasarkan sifat pertumbuhannya, percabangan pada batang dan akar dibedakan menjadi pertumbuhan eksogen dan endogen. Pertumbuhan eksogen, yaitu pertumbuhan calon cabang batang yang muncul di antara bakal daun di bagian bawah titik tumbuh, sedangkan pertumbuhan endogen terjadi pertumbuhan calon cabang akar yang tumbuh akibat adanya aktivitas perisikel atau perikambium.

Secara anatomi, struktur akar dan batang tidak terlalu jauh berbeda. Perbedaan keduanya hanya dalam hal ada tidaknya endodermis. Pada akar terdapat lapisan endodermis, sedangkan pada batang tidak terdapat lapisan endodermis. Susunan lapisan batang dari luar ke dalam, yaitu epidermis, korteks, dan stele (silinder pusat). Perhatikanlah Gambar.

a. Epidermis
Sama halnya dengan yang terdapat pada akar, lapisan epidermis batang terbentuk oleh satu lapisan sel yang susunannya rapat dan tidak memiliki ruang antarsel. Pada dinding sel sebelah luar terdapat lapisan kutikula yang berguna untuk melindungi batang dari kekeringan.

Pada jaringan tumbuhan yang telah tua, terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer. Pada kambium gabus terdapat celah yang disebut lentisel, sebagai tempat terjadinya aktivitas pertukaran gas. Epidermis batang dapat membentuk turunan (derivat), antara lain dapat menjadi sel silika dan sel gabus. Peristiwa ini banyak terjadi pada epidermis batang tebu.

b. Korteks
Lapisan korteks pada batang tersusun oleh sel-sel parenkim yang keadaan dindingnya tipis. Sel-sel parenkim pada korteks batang tidak beraturan sehingga mengakibatkan banyak ruang di antara sel-selnya. Selain sel parenkim, korteks juga mengandung kolenkim dan sklerenkim. Kedua sel ini berfungsi untuk menyokong dan memperkuat batang. Sel-sel yang terdapat di bagian dalam korteks mengandung amilum. Sel-sel ini disebut sarung tepung (floeoterma).

c. Stele (Silinder Pusat)
Silinder pusat batang terdapat di bagian dalam korteks. Di bagian terluarnya terdapat lapisan yang disebut perisikel. Silinder pusat ini mengandung sel-sel parenkim dan berkas-berkas pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem.

Berdasarkan letak xilem dan floem pada batang, berkas pembuluh angkut dibedakan menjadi lima tipe, yaitu kolateral terbuka, kolateral tertutup, bikolateral, ampivasal, dan ampikribal. Berkas pembuluh angkut disebut kolateral terbuka, apabila letak floem berada di sebelah luar xilem dan di antara xilem dan floemnya terdapat lapisan kambium. Berkas pembuluh angkut seperti ini banyak terdapat pada kebanyakan tumbuhan dikotil.

Berkas pembuluh kolateral tertutup, yaitu floem terletak di sebelah luar xilem, tetapi di antara xilem dan floem tidak terdapat lapisan kambium. Xilem dan floem diselubungi oleh lapisan sklerenkim. Tipe berkas pembuluh seperti ini terdapat pada kebanyakan tumbuhan monokotil.

Pada tipe berkas pembuluh angkut yang disebut bikolateral lain lagi. Tipe berkas pembuluh angkutnya memiliki floem luar dan floem dalam serta memiliki xilem yang berada di antaranya. Berkas pembuluh ini banyak dijumpai pada tumbuhan familia Solanaceae, Cucurbitaceae, dan Apocynaceae.

Tipe berkas pembuluh ampivasal, yaitu tipe berkas pembuluh yang keadaan letak xilemnya mengelilingi floem. Tipe ini banyak ditemukan pada tumbuhan Cordyline dan Acorus. Tipe kelima yaitu tipe berkas pembuluh ampikribal, memiliki floem yang mengelilingi xilem. Berkas pembuluh seperti ini banyak terdapat pada tumbuhan Pteridofita (paku-pakuan).


Susunan batang tumbuhan dikotil berbeda dengan tumbuhan monokotil dalam hal ada tidaknya jaringan meristem yang disebut kambium. Pada tumbuhan dikotil di bagian tepi silinder pusat dibatasi oleh kambium, sedangkan di tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium. Aktivitas kambium, baik pada akar maupun batang memiliki persamaan, yaitu ke arah dalam membentuk kulit, sedangkan ke arah luar membentuk kayu. Aktivitas kambium ke arah dalam jauh lebih banyak, akibatnya kayu yang dihasilkan lebih tebal.

Aktivitas kambium sangat dipengaruhi oleh musim. Pada musim hujan aktivitas kambium memperlihatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, sedangkan pada musim kemarau lebih rendah. Akibat perbedaan pertumbuhan kambium ini, terbentuk cincin-cincin konsentris yang dikenal sebagai garis lingkaran tahun. Garis lingkaran tahun ini dapat dipakai untuk menentukan umur tumbuhan.

3. Daun
Salah satu organ yang sangat memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan adalah daun. Mengapa demikian? Karena pada daun terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan berbagai bahan makanan untuk pertumbuhan. Fotosintesis dapat berlangsung di daun karena daun memiliki jaringan parenkim yang mengandung klorofil. Selain klorofil, pada daun terdapat kloroplas (sel pembentuk klorofil), epidermis, dan berkas pembuluh angkut (xilem dan floem). Sepintas tampak adanya persamaan antara struktur daun dan batang, apakah memang demikian? Mari kita bahas mengenai hal ini pada uraian berikut.

Jika anda membuat irisan melintang daun dan mengamatinya mulai dari bagian atas ke bawah, terlihat susunannya terdiri atas epidermis atas, mesofil, berkas pembuluh angkut, dan epidermis bawah. Mari kita ketahui apa saja yang terdapat pada setiap bagian tersebut!

a. Epidermis
Epidermis pada daun merupakan sel-sel yang tersusun dari satu lapisan sel, yang dinding selnya mengalami penebalan. Penebalan dinding sel pada daun dapat disebabkan oleh zat kitin (kutikula) atau lignin. Pada kebanyakan tumbuhan, lapisan epidermis daunnya hanya terdiri dari satu lapis sel, kecuali pada daun tumbuhan Ficus (bangsa beringin). Pada daun Ficus, epidermis tersusun atas dua lapisan sel epidermis. Epidermis daun memiliki suatu celah yang berfungsi untuk pertukaran gas. Celah ini dikenal sebagai stomata (mulut daun). Stomata terletak pada daun dengan diapit oleh dua sel penutup dan dikelilingi oleh sel tetangga. Stomata terdapat di kedua permukaan daun, tetapi kebanyakan terdapat di permukaan bagian bawah dan ada pula yang hanya pada permukaan bawah. Lain halnya stomata yang hanya terdapat pada tumbuhan yang terapung di air, seperti teratai yang hanya terdapat di permukaan bagian atas daun. Di samping stomata, daun juga memiliki alat-alat tambahan yang berasal dari modifikasi epidermis, misalnya trikoma (rambut daun), sel kipas, duri, dan lain-lain.

b. Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan pada daun yang tersusun atas sel-sel parenkim. Susunan sel-sel parenkim pada mesofil keadaannya renggang sehingga menghasilkan banyak ruang antarsel. Pada tumbuhan dikotil mesofil sering kali berdiferensiasi menjadi jaringan lain, yaitu palisade (jaringan tiang) dan spons (jaringan bunga karang). Pada rumput-rumputan dan golongan tumbuhan monokotil, mesofil tidak mengalami diferensiasi, tetapi seragam, kecuali mesofil pada sarung berkas pembuluh angkut monokotil. Di samping itu, pada tumbuhan monokotil sel-sel mesofil pada berkas pembuluh angkutnya berukuran lebih besar dan kandungan kloroplasnya sedikit dengan keadaan dinding sel yang lebih tebal.
Anatomi daun
Pada tumbuhan dikotil sel-sel jaringan tiang mesofilnya berbentuk silinder, susunannya rapat, dan mengandung klorofil. Umumnya jaringan tiang pada dikotil terletak di bagian permukaan atas daun, tetapi ada pula yang terdapat di kedua bagian permukaan daun, disebut daun isobilateral. Selain itu, jaring tiang ada pula yang terdapat di seluruh permukaan perifer daun, yaitu pada daun-daun yang memiliki bentuk silinder.

Struktur lainnya yang terdapat pada daun adalah jaringan bunga karang. Jaringan ini tersusun atas sel-sel yang bentuknya tidak teratur, bercabang-cabang, dan mengandung kloroplas. Keadaan susunan sel-selnya sangat renggang. Untuk lebih jelasnya, dapat anda perhatikan pada Gambar.

c. Berkas Pembuluh Angkut
Berkas pembuluh angkut di daun terdapat pada pertulangan daun. Tipe berkas pembuluh angkut daun, sama dengan yang terdapat pada batang. Tulang-tulang yang terdapat pada daun selain berfungsi sebagai alat transportasi juga memberi bentuk pada daun dan memperkuat daun.

d. Jaringan Tambahan
Pada beberapa tumbuhan mesofilnya mengandung sel-sel yang khas, seperti saluran getah, sel-sel kristal, dan kelenjar. Setiap sel-sel yang khas itu memiliki manfaat yang berbeda-beda.

e. Morfologi Daun
Di samping anatominya, yang perlu anda ketahui dalam mempelajari daun tumbuhan adalah bentuk luar (morfologi). Secara morfologi, kelengkapan daun terdiri dari bagian-bagian yang berupa upih daun, tangkai daun, pelepah daun (vagina), dan helaian daun (lamina).



4. Bunga
Pada tumbuhan, bunga hanya muncul pada fase-fase tertentu, yaitu pada fase di mana tumbuhan akan memulai perkembangbiakan (fase reproduksi). Buah merupakan organ tumbuhan yang terbentuk setelah bunga mengalami proses penyerbukan. Dengan demikian, organ bunga dan buah disebut pula sebagai organ tambahan. Bunga sebenarnya merupakan hasil dari modifikasi batang, sedangkan buah berasal dari bakal buah yang terdapat pada bunga dan telah mengalami pembuahan. Morfologi bunga pada tumbuhan tinggi terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari. Berdasarkan ada tidaknya salah satu bagian pembentuk bunga tersebut, bunga dibagi menjadi lima, yaitu bunga lengkap, bunga sempurna, bunga jantan, bunga betina, dan bunga telanjang. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua kelengkapan bunga, yaitu kelopak (calix), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik.

Bunga sempurna adalah bunga yang selalu memiliki benang sari dan putik, tetapi kadang-kadang terdapat calix dan mahkota. Bunga jantan, memiliki ketiga bagian bunga, yaitu kelopak, mahkota, dan benang sari. Namun, bunga tipe ini tidak memiliki putik. Sementara itu, bunga betina merupakan kebalikan dari tipe bunga jantan. Pada tipe bunga betina tidak terdapat benang sari, tetapi memiliki ketiga bagian lainnya. Bunga telanjang adalah bunga yang hanya memiliki benang sari dan putik, tetapi tidak memiliki calix dan corolla. Untuk memahami uraian tentang bunga, coba Anda perhatikan dengan saksama struktur bunga sempurna berikut, yang memperlihatkan seluruh morfologinya, yaitu kelopak, mahkota, benang sari, dan putik!

a. Kelopak Bunga (Calix)
Bagian terluar dari bunga adalah kelopak. Fungsi kelopak, yaitu untuk melindungi bunga pada waktu bunga masih muda yang berbentuk kuncup bunga. Kelopak umumnya berwarna hijau seperti daun, tetapi ada pula kelopak yang berwarna selain hijau, sehingga tampak seperti mahkota bunga. Kelopak yang berwarna ini sering kita temukan pada bunga bougenvil. Setiap helaian kelopak bunga disebut sepal. Di samping kelopak pada beberapa bunga tumbuh kelopak tambahan (epicalyx).

b. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan pada bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak. Umumnya mahkota ini ukurannya lebih besar daripada kelopak dan berwarna indah serta menarik, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau sedap. Warna yang indah dan baunya yang harum inilah yang merupakan daya tarik bagi serangga atau binatang lain seperti burung dan kelelawar untuk mendatangi bunga.

Fungsi lain tajuk bunga adalah melindungi alat-alat kelamin pada bunga sebelum terjadi proses penyerbukan. Setiap helaian tajuk bunga disebut petala. Bunga sebagai salah satu organ pada tumbuhan jelas membutuhkan zat makanan untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, pada bunga juga ditemukan pembuluh-pembuluh angkut yang berfungsi untuk memasok makanan bagi bunga.

c. Benang Sari atau Stamen (Alat Kelamin Jantan)
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Seperti halnya dengan bagian-bagian bunga yang diuraikan terdahulu, benang sari pun merupakan hasil dari metamorfosis daun, yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.

Bukti bahwa benang sari merupakan hasil metamorfosis daun, terlihat sangat nyata pada bunga jenis tumbuhan tertentu, contohnya pada bunga tasbih (Canna indica). Pada bunga tasbih, tajuk bunganya tidak menarik, tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang bersifat seperti tajuk bunga. Benang sari dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu tangkai sari (filamentum), kepala sari (antera), dan penghubung ruang sari (conektivum).

Tangkai sari, yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat, sedangkan kepala sari, yaitu bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian ini di dalamnya memiliki dua ruang sari (theca) dan masing-masing ruang sari terdiri atas dua ruang kecil (loculumentum). Di dalam ruang sari terdapat serbuk sari (polen), yaitu sel-sel kelamin jantan (gamet jantan) yang berguna untuk penyerbukan. Adakalanya pada beberapa bunga, serbuk sarinya tidak terbentuk atau tidak mampu mengadakan penyerbukan. Benang sari yang demikian itu dinamakan benang sari yang mandul. Penghubung ruang sari (conektivum) adalah bagian dari lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari). Penghubung ruang sari terdapat di kanan kiri penghubung ini.

d. Putik atau Pistilum (Alat Kelamin Betina)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya. Putik merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik pun tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis. Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (karpelum). Secara keseluruhan daun-daun buah penyusun putik dinamakan gynaecium. Putik juga merupakan hasil dari metamorfosis daun, namun sangat sukar untuk dibuktikan tetapi pada tumbuhan yang berbiji telanjang, misalnya pakis haji (Cycas rumphii) hal itu masih tampak jelas.

Putik merupakan alat kelamin betina, yang salah satu bagiannya mengandung sel telur. Setelah dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi kandung lembaga yang nantinya akan menjadi tumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur dinamakan bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen). Sementara bagian putik yang di dalamnya terdapat bakal biji tadi, yaitu bakal buahnya (ovarium), akan berbuah menjadi buah (fructus). Putik terdiri dari tiga bagian, yaitu bakal buah (ovarium), tangkai kepala putik (stilus), dan kepala putik (stigma). Bakal buah (ovarium) merupakan bagian putik yang pada umumnya kelihatan membesar dan terletak pada dasar bunga. Sedangkan tangkai kepala putik (stilus) merupakan bagian putik yang sempit dan terdapat di atas bakal buah, biasanya berbentuk benang, fungsinya untuk tempat melekatnya kepala putik. Kepala putik (stigma) ialah bagian dari putik yang paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.