Selasa, 14 April 2020

Membuat Wayang dari Batang Daun Singkong

Kabid Dikdas
Selain bermain permainan tradisional, ternyata kamu pun dapat membuat sendiri mainan tradisional. Mainan adalah benda yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, berdampak pada perkembangan bentuk dan fungsi mainan, dimulai dari tataran kehidupan yang sederhana (tradisional) sampai ke kehidupan modern. Mainan tradisional hasil pengembangan memiliki fungsi seperti karya seni lainnya, yaitu memberi keindahan dan kesenangan serta membangkitkan buah pikiran kita.

Wayang merupakan salah satu seni yang sangat terkenal di Indonesia. Wayang memiliki banyak jenis, beberapa jenis wayang, meliputi ;  Wayang Kulit (Purwa), Wayang Klithik, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Orang dan Wayang Suket. Kata wayang(Jawa) berarti “bayangan”. Wayang dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia.

Sifat-sifat yang dimaksud antara lain seperti watak angkara murka, kebajikan, serakah, dan lain sebagainya. Wayang biasanya dimainkan oleh seorang dalang yang dibantu oleh beberapa orang penabuh gamelan dan satu atau dua orang waranggana (sinden) sebagai vokalisnya. Fungsi dalang di sini adalah mengatur jalannya pertunjukan secara keseluruhan. Dalang memimpin semua komponen pertunjukan untuk luluh dalam alur ceritera yang disajikan.

Salah satu mainan yang dapat dibuat dari bahan yang tersedia di sekitar kita diantanya adalah wayang yang terbuat dari batang daun singkong. Kita dapat membuatnya dengan memanfatkan sumber daya alam yang ada di daerahmu. Bagi yang pertama mencoba membuat mainan ini ,jika gagal tidak apa-apa karena agak rumit. Tapi jika dimainkan wayng ini tidakk kalah seru dengan permainan modern yang lainnya. Memang ,jika kita bermain permainan modern akan terhipnotis dengan teknologinya tapi kita bisa mengontrol waktu bermain.

Wayang yang terbuat dari batang daun singkong, dulu sering dibuat orang tua atau pun anak-anak untuk dijadikan mainan. Kini sudah jarang atau bahkan tak ada orang membuatnya. Mainan tradisional ini sudah tergeser mainan modern yang sudah jadi dan bisa dibeli dimana saja dengan uang. Untuk mengingatkan kembali pada mainan masa lampau membuat wayang ini dapat melestarikan mainan tradisional yang ada. Untuk membuat wayang-wayangan dapat memperhatikan langkah-langkah berikut.
 ternyata kamu pun dapat membuat sendiri mainan tradisional Membuat Wayang dari Batang Daun Singkong
  • Ambil beberapa batang daun singkong (ambil daun yang sudah tua).
  • Bersihkan batang daun singkong dari daunnya. Jemur di bawah terik matahari sampai layu agar batang mudah dibentuk dan tidak patah.
  • Setelah layu, ambil satu batang, lalu bentuk seperti gambar di atas.
  • Ambil satu lagi, lilitkan ke batang yang tadi hingga terbentuk seperti pada gambar.
  • Lakukan langkah ke-3 tadi sebanyak beberapa kali sehingga terlihat seperti bentuk hidung, muka, dan rambut.
  • Untuk badan dan tangannya, bentuklah seperti gambar di atas. Kamu juga dapat membuat kreasi wayang secara bebas. Wayang ini juga dapat dibuat dari batang tanaman lain, sejenis rumput. Kamu dapat menggunakan jerami atau rumput yang agak keras. Akan tetapi, semua bahan itu harus dijemur dulu agar lentur dan tidak mudah patah.
Ternyata dengan membuat mainan tradisional sendiri banyak manfaatnya bagi diri sendiri, Beberapa manfaat yang kita peroleh dengan membuat mainan tradisional sendiri antara lain sebagai berikut :
  • Kreatifitas. Permainan tradisional memicu kreatifitas anak karena seorang anak tidak akan kehabisan ide untuk membuat apapun sebagai permainan.
  • Banyak Teman. Permainan tradisional membuat anak memiliki banyak teman karena biasanya permainan yang dimainkan akan lebih seru jika dilakukan lebih dari dua orang. Permainan tradisional juga membuat seorang anak lebih pandai bergaul dan bersosialisasi dilingkungannya.
  • Percaya Diri. Permainan tradisional membuat seorang anak lebih percaya diri, karena setiap anak yang bermain pernah merasakan kepuasan akan hasil karyanya.

Mainan tradisional layak dilestarikan karena dapat menjadi ajang transmisi, sebagai media transmisi dengan cara anak membuat mainannya secara mandiri. Kemandirian itu merupakan modal dasar bagi pertumbuhan daya kreatif, inovatif, dan keahlian untuk memecahkan setiap masalah yang timbul di kemudian hari. Dengan demikian anak perlu mendapatkan kembali kehidupan mereka yang berorientasi pada lingkungan alam, kondisi sosial dan budaya karena memberi ruang kebebasan untuk bersosialisasi dan berkreasi secara mandiri