Siapa tidak kenal Joko Pinurbo. Salah satu penyair ternama Indonesia yang masih berkarya hingga kini. Karya-karya puisi Joko Pinurbo tidak hanya berisi makna yang sangat dalam. Keluasan dan keluwesan pilihan katanya sangat menggoda untuk dibaca dan dibaca lagi. Karya puisi Joko Pinurbo juga sangat menggoda untuk dianalisis.
Salah satu Puisi karya Joko Pinurbo yang sangat menggoda untuk dipahamai dan dianaisis adalah yang berjudul Kamus Kecil. Dalam puisi Kamus kecil ini Joko Pinurbo seakan mencoba untuk merangkai sebuah kamus yang berisi kata dengan bentuk yang mirip tapi saling berhubungan.
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang makna dan pilihan katanya, ada baiknya kita baca terlebih dahulu teks puisi lengkap karya Joko Pinurbo yang berjudul 'Kamus Kecil' berikut ini:
Salah satu Puisi karya Joko Pinurbo yang sangat menggoda untuk dipahamai dan dianaisis adalah yang berjudul Kamus Kecil. Dalam puisi Kamus kecil ini Joko Pinurbo seakan mencoba untuk merangkai sebuah kamus yang berisi kata dengan bentuk yang mirip tapi saling berhubungan.
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang makna dan pilihan katanya, ada baiknya kita baca terlebih dahulu teks puisi lengkap karya Joko Pinurbo yang berjudul 'Kamus Kecil' berikut ini:
Kamus Kecil karya Joko Pinurbo
Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu
Walau kadang rumit dan membingungkan
Ia mengajari saya cara mengarang ilmu
Ia mengajari saya cara mengarang ilmu
Sehingga saya tahu
Bahwa sumber segala kisah adalah kasih
Bahwa ingin berawal dari angan
Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yang baik akan berbiak
Bahwa orang ramah tidak mudah marah
Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih
Bahwa seorang bintang harus tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan
Bahwa pemurung tidak pernah merasa gembira
Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila
Bahwa orang putus asa suka memanggil asu
Bahwa lidah memang pandai berdalih
Bahwa kelewat paham bisa berakibat hampa
Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman
Bahwa sumber segala kisah adalah kasih
Bahwa ingin berawal dari angan
Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yang baik akan berbiak
Bahwa orang ramah tidak mudah marah
Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih
Bahwa seorang bintang harus tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan
Bahwa pemurung tidak pernah merasa gembira
Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila
Bahwa orang putus asa suka memanggil asu
Bahwa lidah memang pandai berdalih
Bahwa kelewat paham bisa berakibat hampa
Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman
Bahasa Indonesiaku yang gundah
Membawaku ke sebuah paragraf yang merindukan bau tubuhmu
Malam merangkai kita menjadi kalimat majemuk yang hangat
Dimana kau induk kalimat dan aku anak kalimat
Membawaku ke sebuah paragraf yang merindukan bau tubuhmu
Malam merangkai kita menjadi kalimat majemuk yang hangat
Dimana kau induk kalimat dan aku anak kalimat
Ketika induk kalimat bilang pulang
Anak kalimat paham
Bahwa pulang adalah masuk ke dalam palung
Ruang penuh raung
Segala kenang tertidur di dalam kening
Anak kalimat paham
Bahwa pulang adalah masuk ke dalam palung
Ruang penuh raung
Segala kenang tertidur di dalam kening
Ketika akhirnya matamu mati
Kita sudah menjadi kalimat tunggal
Yang ingin tinggal
Dan berharap tak ada yang bakal tanggal
Kita sudah menjadi kalimat tunggal
Yang ingin tinggal
Dan berharap tak ada yang bakal tanggal
Dalam puisi di atas, jelas ada banyak sekali permainan kata-kata dengan bunyi yang mirip tapi berbeda makna, akan tetapi masing-masing kata yang berbeda itu memiliki hubungan makna dengan kata yang mirip.
Mari kita kupas satu-persatu kata yang memiliki kemiripan bunyi, yang dirangkai menjadi puisi dalam Kamus Kecil karya Joko Pinurbo di atas.
Pada bagian awal puis Kamus Kecil, Joko Pinurbo telah menyebutkan bahwa bahasa Indonsia adalah bahasa yang rumit dan lucu.
Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu
Walau kadang rumit dan membingungkan
Mengapa bahasa Indonesia membingungkan. Coba saja kita telaah beberapa contoh berikut ini. Orang Indonesia telanjur terbiasa menyebut praktek dan apotik padahal yang benar adalah praktik dan apotek. Di satu sisi, ada peluluhan k dalam mengirim dengan kata dasar kirim, tapi ada bentuk mengkaji dari kata dasar kaji juga ada bentuk mengaji padahal dari kata dasar yang sama. Coba, kadang memang rumit dan membingungkan.
Akan tetapi, terlepas dari itu semu, Joko Pinurbo menyebutkan bahwa, Bahasa Indonesia Ia mengajari saya cara mengarang ilmu.
Sehingga saya tahu
Bahwa sumber segala kisah adalah kasih
Bahwa ingin berawal dari angan
Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yang baik akan berbiak
Bahwa orang ramah tidak mudah marah
Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih
Bahwa seorang bintang harus tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan
Bahwa sumber segala kisah adalah kasih
Bahwa ingin berawal dari angan
Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yang baik akan berbiak
Bahwa orang ramah tidak mudah marah
Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih
Bahwa seorang bintang harus tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan
Dalam rangkaian larik-larik di atas, masing-masing ada kata dengan bunyi yang mirip, dan memiliki hubungan makna yang sangat erat. Ada hubungan yang saling mendukung, ada pula hubungan yang saling berlawanan. Contoh hubungan yang salaing mendukung alias selaras antara kata kisah dan kasih. ibu dan iba, ingin dan angan.
Ada pula hubungan syarat, misalnya kata gagah dan gigih. Untuk menjadi gagah harus gigih, berarti gagah salah satu syaratnya adalah gigih. Begitu pula dengan bintang. Untuk disebut bintang atau menjadi orang besar, harus bisa menjadi tahan banting. Baik saat proses menjadi atau ketika sudah menjadi orang yang besar.
Ada pula hubungan yang berlawanan, yaitu kata marah antonimnya adalah ramah. Juga ada kata Tuhan yang disandingkan dengan lawannya yaitu hantu.
Bahwa pemurung tidak pernah merasa gembira
Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila
Bahwa orang putus asa suka memanggil asu
Dalam bagian ini, Joko pinurbo sedang mengajak bercanda. Ia ingin mengatakan bahwa pemulung itu sering menjadi pemurung. Intinya orang yang kesusahan. Jika pemurung tidak gembira, maka pemulung tidak gembila. Intinya itu kan sama saja. Dia hanya sok cedal. Begitu juga dengan umpatan asu. Asu adalah bahasa Jawa yang artinya sama dengan anjing. Dan, orang yang mengumpat hanyalah orang-orang yang putus asa. Bukan orang yang optimis.
Bahwa lidah memang pandai berdalih
Bahwa kelewat paham bisa berakibat hampa
Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman
Bahwa kelewat paham bisa berakibat hampa
Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman
Lidah, alias mulut memang digunakan untuk berdalih. Berdalih sama halnya dengan berkilah. Begitupun dengan paham yang kelewat, maksudnya adalah telah memahami, maka semua akan terasa hampa, tidak akan berkoar-koar. Pun begitu dengan 'amin' maksudnya rasa syukur yang didasari rasa iman atau percaya kepada Tuhan maka akan menumbuhkan rasa aman dan tenteram dalam jiwa.
Pada dasarnya, setiap bahasa di dunia memiliki kermiripan makna dan pembentukan kata yang semacam ini. Misalnya saja dalam bahasa Arab, ada doa ya muqallibal qulub tsabbitna ala dinik. Kata dasar antara muqalliba dan qulub adalah sama. Ada yang bermakna hati ada yang bermakna mengubah. Jadi, hati itu mudah dibolak balik, kadang jadi baik kadang tidak baik. Mirim kan antara lidah dan dalih, marah dan ramah.
Mengutip ucapan dari Joko Pinurbo, Selamat menunaikan ibadah puisi!